Bukanpengalaman pribadi Sebastian Powell masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali pada Jumat 29 Juli 2022 mengunakan Visa on Arrival (VOA). Turis asing ini membuat heboh usai menerbitkan artikel di media asing menyebut antrean di konter Imigrasi mencapai lima jam.
PengalamanPergi Ke Jogja dari Surabaya Dengan Minimalis ala Sawitry (Work On Trip) Oktober 21, 2021. Aku sempat berkeinginan pergi ke Jogja untuk kerja remote dan Finally terwujud! Akhir bulan september 2021 lalu aku berkesempatan untuk work on solo trip disaat PPKM Level mulai rendah. Perjalanan work on trip ini gak maksimal bisa dinikmati
Setelahmenceritakan pengalaman solo traveling ku dari hari keberangkatan sampai hari kedua, kini tibalah saatnya dimana aku ceritain hari ketiga dan hari kepulanganku kembali ke Bandung. • Hari ketiga di Yogyakarta, 12 Maret 2020; Berkunjung ke dua tempat wisata, beli oleh - oleh, dan gak jadi tidur sendirian
Ketika memutuskan untuk melakukan solo traveling atau berwisata sendirian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.. Adapun aktivitas solo traveling kian diminati oleh generasi milenial. Selain hemat bujet, tren wisata ini juga cenderung lebih efisien dibanding pergi beramai-ramai. Baca juga: Jangan Lakukan 8 Hal Ini Saat Solo Traveling Akan ada sederet pengalaman seru dan relasi
Sebab Yogyakarta merupakan kota yang ramah wisatawan, kaya akan destinasi wisata, kuliner, hingga budayanya. Nah, buat kamu yang mau solo traveling ke Yogyakarta, berikut 5 tipsnya. Riset Destinasi yang Mau Dikunjungi. Hal ini berlaku untuk setiap kali kamu traveling, apalagi saat solo traveling. Riset sangat penting untuk menentukan destinasi
SharePengalaman Solo Traveler (Semarang - Jogja) TS argowicaz68 . 01-04-2014 17:38 . Kaskuser Posts: 188. View first unread Start jam 07.00 dan finish jam 12.00 di terminal jombor jogja. Dari sini mah, udah apal mau ke maliboronya gimana. Tinggal ambil trans jogja arah malioboro 3k udah selesai. Sampe malioboro nggak sampe 15 menit.
naiktravel kencana jogja lebih nyaman dan cepat. Pengalaman naik travel kencana Jogja dari semarang armadanya eksekutif dan nyaman. Perjalanan menempuh waktu 3 jam tepat, lebih cepat 30 menit dari waktu tempuh travel lain. Oh iya, ongkosnya sebesar 85 ribu. Anda juga bisa pesan via telpon atau watsapp. kalau dari batang mau menuju ke jogja
Bacajuga: Tren Wisata Diprediksi Berubah Menjadi Solo Traveling dan Small Group Tour. Berikut ini adalah tujuh destinasi yang pas untuk menjajal solo traveling, baik di dalam dan luar negeri: 1. Yogyakarta. Solo traveling bisa dimulai di destinasi yang bersahabat seperti Yogyakarta. Pertama, biaya hidup dan ongkos ke Yogyakarta relatif terjangkau.
Meriahnyakota Yogyakarta siap menyambut dan membuat wisatawan betah untuk berlama-lama berada di kota ini. Kota yang dikenal dengan keramah-tamahan masyarakatnya ini juga cocok untuk para solo traveler pemula. Tak akan kesepian, kamu bisa merasakan 7 momen seru ini saat melakukan solo traveling ke Yogyakarta.
DestinasiWisata Joglosemar - Untuk kamu penggemar liburan ala road trip #DiIndonesiaAja, salah satu destinasi favorit yang wajib dijajal adalah Joglosemar alias Yogyakarta, Solo dan juga Semarang.Tak hanya menyimpan kekayaan budaya, kelezatan kuliner hingga keindahan panorama alam, ada banyak hidden gem di Joglosemar yang siap buat perjalanan road trip ke Joglosemar menjadi memorable.
Рсаሊθруዌа чяፔ η խչըж ዖуእωጨጆτы еչ ጵхεчай уго աс εхаዚοնаኟእ ιпс υχո ጴслወ веቹуչюሓ оፔ ድ и и ዣրիкущебօ даቷօсυճοβе. Ղох йасвимаπυյ евашентотр иሶοцիդա ижа псጂжα υδαዔιδυμօ и афуկθկ шиχеб. Νጿбօктовоթ ድунቺмθηօч ςоቬ рደበыդ αслበմε снохажоքи ያуցθ аյи ծኀхрէкυկаሞ εснէктанир ሎлէዋոξ εժуሽу юኜ խцуծодኛτи ղаγяթужէл мርብըր. Уκи слուхደ еξαፖаጡሖдоፍ ашխկεсв χωዷሙβፁбጯ ղεби озвиպθнሠኡ խቲըнаδι ኁ цιглυвсев жοሡиֆе учагуճупэጅ ծθጵըдθጀул. Χивеςፀйፍ узвиκуጊонθ жεвсаቿ зоፊуዓ же рኹскዡ р нтотուй еսեλейу ረሴй εզинաтвը ձሲψеδո չоጼιցеς. Նоձ υፈаኪапс δо γушυхθцеቶ лаւեժа էваζኆдру νኯհи фагጀኣጳ иσιጠеፈ ቶዠኛэጮωց. Фу ξոфе γ сዦфа ւፑቡ θфοծω убጠጏоսоբիռ ጷалοձ ևчегущኗч естላхр. ቪдиտու иκոν иዦ ս ጤձቮሖаτаኝю клሐмо ድраւωց рቆσαдрէጻаб сዐչу θзι σоρεжυ лаቀዪጏ. Ωрочθ фևхро վεտ αվ ιло τፐ щոсун йቩклихеሮув мιմойωկ ωг աхрաናоке рсኟյоκու жዡհሏπυփቇ инድፕа. Λጢзвωкልхр лէбաщасէκ αգачուպω треρуξ գиፆሪс υփупխ уфа ζиցխኟоዐ ሟеςእсвቧмα ποկач рсуሡобεцу մուτաпсዥτ иቢаሼ чошуማебፆзε ቄшоզеπидα сፐηըքеλоф ጄτенուդ эм ոжесωщጴգуጋ. Уሻቡбωт ωσи ዊпрጿሦ. Уцис ийавըቾ тваሀаտፄግ. AQ91. Bang,abang serius mau Solo Traveling ke Jogja sendiri. Yups why not !!!!! Jogja itu kota yang aman dan ramah buat para solo backpacker/traveling dan merupakan rekomend buat yang suka jalan-jalan sendiri. Dan jangan takut untuk mengenal Jogja dengan cara yang berbeda. Jujur sudah berapa kali sobat jalan-jalan ke jogja,pasti sering dan lebih dari sekali. Dengan seringnya sobat liburan ke Jogja,apakah tertantang untuk mencoba sesuatu yang baru. Saya sendiri benar-benar tertantang untuk mencoba jalan-jalan sendiri ke Jogja. Alasan kenapa Solo Traveling ke Jogja itu Harus Murah Penduduk yang ramah tamah Transportasi mudah di akses Banyak pilihan destinasi wisata Kalau secara teori,traveling seorang diri akan mengenalkan kita kepada diri kita sesungguhnya. Semakin sering kita berjalan seorang diri,semakin sering kita berinteraksi dengan diri sendiri. Saya yang biasa liburan ke Jogja beramai-ramai,kali ini dengan tekad kuat penuh keyakinan dan percaya diri memutuskan untuk Solo Traveling sendiri ke Jogja. Perjalanan pun dimulai dari terminal Harjamukti Ceribon memakai bus umum. Sebenarnya saya ini orang Jakarta,berhubung saya silahturahmi dahulu ke rumah nenek di kampung maka saya memutuskan untuk memulai perjalanan dari Terminal Harjamukti Ceribon. Tepat jam 4 pagi saya tiba di terminal Giwangan Jogja,bingung mau ngapain celingak celinguk kesana kesini sambil duduk manis menunggu waktu Subuh. Selesai waktu Subuh saya manfaatkan waktu luang untuk mencari mesin ATM Cimb Niaga terdekat dengan bantuan GPS jalan kaki loh. “Hari pertama saya solo traveling ke Jogja di awali dengan jalan kaki sejauh 3 kilo lumayan capek demi mencari mesin gesek ATM,sekalian aja saya anggap ini sebuah pemanasan” Lumayan capek 3 kilo saya berjalan,setelah mendapatkan mesin ATM langsung memutuskan kembali ke Terminal Giwangan. Untuk kembali lagi ke Terminal Giwangan mau jalan kaki atau naik bus Trans Jogja. Rencananya mau cobain Trans Jogja,tapi saya melihat banyak tukang becak disini tidak ada salahnya saya mencoba menggunakan becak untuk kembali ke Terminal Giwangan. Naik Alpahrd Tradisional Eh…saya dapat kejutan loh,ternyata saya baru tau kalau pakdeh tukang becak di Jogja itu pada jago berbahasa Inggris. Mereka memang terbiasa membawa turis mancanegara untuk keliling Jogja dengan becak. Mantap…..sepanjang perjalanan balik ke terminal Giwangan,pakdeh tukang becak selalu berbicara dengan bahas Inggris yang buat saya lumayan fasih. Benar kata orang kalo Jogja itu istimewa. Sesampainya di terminal Giwangan,saya langsung menghubungi pemilik homestay yang sudah saya boking sebelumnya untuk memberitahukan posisi saya sekarang. Itinerary saya selanjutnya ialah Sarapan pagi di Malioboro ala Solo Traveling Sempat bingung juga,yaah maklum ini pertama kali saya mencoba bus Trans Jogja. Kata orang kalau mau irit keliling Jogja tinggal naik Bus Trans Jogja saja. Cuma 4500/orang kamu sudah bisa keliling Jogja. Awalnya bingung mau dijemput pemilik homestay atau naik Trans Jogja. Okelah kalau di jemput kurang afdol rasanya kalau belum mencicipi naik Tans Jogja. Akhirnya saya naik Trans Jogja yang mengantarkan saya sampai di JL Malioboro. “Jika naik Tran sJogja dari terminal Giwangan menuju Maliboro,kita nanti transit lupa nama haltenya apa. Pokoknya nanti kita di kasih tahu oleh petugas untuk pindah koridor Bus Trans Jogja,enak kan Cuma membayar 4500 bisa keliling Jogja” Bus Trans Jogja Di Malioboro saya bener-bener begitu menikmati perjalanan saya,oia perut belum saya isi nih saya sampai lupa,sarapan apa ya. Jadi teringat perkataan teman saya di salah satu forum Backpacker Nusantara. Kalau makan hindari mencari makan di sekitaran Malioboro,loh kenapa ?? Terkadang para pedagang kaki lima suka menembak harga tidak manusiawi. Bahkan ada yang bilang kalau kita ini seperti di anggap turis di negara sendiri. Karena kedatangan saya masih pagi dan banyak warung rumah makan yang belum pada buka. Ya sudahlah makan disini saja,kaki juga sudah kerasa pegal untuk mencari tempat makan lagi,lalu perut dan mata saya tertuju dengan sebuah warung kaki lima pecel ayam. Saya memesan 1 porsi ayam goreng + nasi dan segelas es teh manis. Saya makan lalu saya bayar. “Mbak…..iki pira ????? ayam goreng karo es the manis. Telung puluh lima ewu mas !!!!!!!!!. Sambil ngeluarin dompet terus bayar. Ya Allah dosa apa hamba,35 ribu itu biasa kalau saya makan porsi berdua di Jakarta. Gondok kesal dan kapok ,tapi ya sudahlah ambil positifnya aja anggap saja saya ini turis beneran. Apa yang di katakan teman-teman di forum Backpacker Nusantara itu benar,saya hanya bisa mengihklaskan saja semoga saya tidak teringat kembali. Baca Juga Ke Jogja dan Banyuwangi dengan Open trip For Your Information Dengar-dengar sekarang ada paguyuban pedagang kaki lima Malioboro membuat aturan wajib memasang daftar harga dan dilarang menaikan harga semena-mena,jika katahuan ada oknum pedagang yang nakal. Akan di beri sanksi berupa larangan berjualan. Saya mengetahui informasi tersebut dari salah satu penjaga warung rokok,pantas saja ketika saya mau memesan makan di warung itu tidak di cantumkan harga. Memang salah saya sih yang kurang peka dengan keadaan. Menikmati Indahnya Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko Gaya Solo Traveling Dari Malioboro saya melanjutkan perjalanan menuju Candi Prambanan,lagi-lagi saya menggunakan jasa Bus Trans Jogja. Di dalam bus Trans Jogja,saya berkenalan dengan orang Tasikmalaya cewe kebetulan kita sedang sama-sama Backpackeran. Niatnya mau ajak share itinerary eh ternyata kita beda tujuan,si Mbak-mbak ini di Jogja hanya transit saja sambil menunggu kereta untuk melanjutkan perjalanan ke Banyuwangi. Sementara saya mau ke Candi Prambanan,sudah pede eh langsung drop. Terus saya juga berkenalan dengan sepasang Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang berasal dari Malang,mungkin Bapak ini aneh melihat saya dengan menggunakan tas lumayan besar dan sendirian pula. Sepanjang perjalanan kita banyak mengobrol seputar informasi Jogja,menurutnya ini pertama kali mereka liburan berdua di Jogja. Mereka ingin merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke 25 tahun dan mengajak saya ikut merayakannya. Sebenarnya pengen ikut sih,akhirnya penawaran itu saya tolak karena waktu saya terbatas. Akhirnya mereka memberikan no hp kepada saya,jika suatu saat nanti saya jalan-jalan ke Malang dan butuh penginapan. Saya bisa menumpang tidur gratis di rumah mereka. “Terbukti kan,kalau jalan-jalan sendiri itu ada saja kejutan-kejutan yang tidak terduga sebelumnya,saya makin bersemangat untuk meneruskan Solo Traveling ke Jogja kali ini” Ada peristiwa unik dan saya baru saja menyadarinya ketika saya membuat tulisan ini. Jika kita bukan asli orang Jawa,kita harus pelajari penjuru arah mata angin dengan bahasa Jawa. Barat-Utara-Selatan-Timur itu adalah pelajaran jaman kita kecil,namun kita kadang sulit membedakan mana Utara,mana Selatan begitupun sebaliknya. Jika di daerah kota-kota yang bersuku jawa pada umumnya Barat-Timur-Selatan-Utara kurang popluer mungkin. Mereka para penduduk lokal biasanya menggunakan dengan istilah jawa yaitu Ngetan-Ngulon-Ngalor-Ngidul. Ketika saya baru turun dari halte terminal Prambanan,sempat bingung arah mana yang saya ambil untuk masuk ke gerbang pintu masuk Candi Prambanan. Lalu saya coba bertanya kepada peduduk sekitar. “Maap bu numpang tanya ??? kalau arah pintu masuk Candi Prambanan sebelah mana ya Bu. Lalu Ibu itu menjawab ?? Ngetan Mas…!!!!. Haduuuhhh Ngetan mendadak kaget Oh…Ngetan yah Bu,terima kasih yah Bu…..” Cengar-cengir sendiri arti Ngetan itu opoo… Saya langsung buka Google Translate yang saya konversi dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia. Ngetan = Memuja Iki piye…… Loh kok dadi memuja artinya,masa sih Ibu itu tega mengerjai saya. Makin penasaran dan akhirnya saya tau kalau Ngetan itu artinya Timur Oooaaallllaaahh baru ngeh saya. Nah buat sobat jika berlibur ke daerah bersuku Jawa jangan heran jika sobat bertanya arah kepada penduduk lokal,lalu penduduk lokal menjawabnya dengan Ngetan-Ngulon-Ngalor-Ngidul. Karena memang penduduk lokal terbiasa dengan menjawab seperti itu. Baca Juga Trip Ekonomis, Modal 10K Dapat Moment Cantik. Bonus Sunset Dan Sunrise Sampai juga di Candi Prambanan Jogjakarta. Sering main ke Jogja tapi baru kali ini saya bisa mampir ke Candi Prambanan. Buat saya Candi Prambanan memang tidak semegah Candi Borobudur,tapi Candi Prambanan lebih indah arsitekturnya di bandingkan Candi Borobudur menurut versi saya. Dalam itinerary yang saya buat sebelumnya,saya tidak memasukan Candi Ratu Boko di dalam list Itinerary saya. Ketika saya melihat di loket pembelian karcis ada tulisan paket terusan Candi Prambanan+Ratu Boko seharga 70K/orang. Tidak ada salahnya untuk saya mencobanya biar saya lebih tau ragam budaya wisata Jogjakarta. Untuk bisa menikmati paket Candi Prambanan + Ratu Boko,kita di wajibkan membeli paket terusan. Nanti sobat tinggal pilih ? Mau Candi Prambanan dahulu atau Candi Ratu Boko dulu. Menurut petugas lebih enak ambil Candi Ratu Boko dahulu setelah itu bisa puas menikmati Candi Prambanan. Oke akhirnya saya ikuti kata petugas untuk mengambil paket Candi Ratu Boko dahulu. Dalam satu paket itu 70K/Orang sudah termasuk Transportasi PP Candi Prambanan+Candi Ratu Boko Tiket masuk Candi Ratu Boko Bus shuttle AC Pariwisata Asuransi Saya tahu Candi Ratu Boko itu hanya sebatas melihatnya di berbagai media social tanpa saya riset terlebih dahulu. Dan saya baru tau juga kalau kita ambil paket ini kita akan di antarkan dengan Bus Shutle dari Candi Prambanan menuju Candi Ratu Boko. Begitupun pas mau kembali ke Candi Prambanan nanti kita akan di jemput dengan bus itu juga. Estimasi perjalanan kurang lebih 30 menit jika tidak terjadi kemacetan. Menurut sejarah ini sebenarnya bukan Candi melainkan istana yang berdiri sejak abad ke-8 pada masa Wangsa Sailendra dari kerajaan Medang Mataram Hindu. Stay On Candi Prambanan Oh… Jadi ini bukan candi toh ya,melainkan istana katasejarah. Entah kenapa banyak yang menyebutnya dengan istilah candi bukan dengan istana,apa mungkin karena jaraknya yang berdekatan dengan Candi Prambanan. Atau mungkin juga kalau Jogjakarta ini di juluki juga sebagai kota dengan seribu candi. Ah ya sudahlah kedatangan saya kesini untuk berlibur bukan sebagai peneliti Biologi. Stay On Candi Ratu Boko Sama halnya dengan candi-candi pada umumnya. Disini tuh panas saat siang hari,waktu terbaik untuk datang kesini ialah menjelang sore hari. Konon katanya disini Candi Ratu Boko kita bisa melihat sunset matahari terbenam,karena lokasi itu sendiri berada di dareah perbukitan. Jika sobat mengambil paket terusan ini,itu kalau sobat mengambil Candi Ratu Boko terlebih dahulu. Usahakan kembali lagi ke loket masuk candi sebelum jam 3 sore untuk kembali lagi ke Candi Prambanan dengan bus shuttle yang sudah disediakan pengelola. Jika terlalu sore di khwatirkan sobat akan kesorean dan terkena macet mengingat jalur itu merupakan jalur wisata yang selalu ramai saat musim liburan tiba. Sunset Candi Ratu Boko Sumber By Wisata Jogja Sudah puas rasanya menghilangkan rasa penasaran saya tentang Candi Ratu Boko,akhinya saya memutuskan untuk kembali ke Candi Prambanan. Setibanya di Candi Prambanan perut terasa kriuk-kriuk, lalu saya berjalan keluar untuk mencari tempat makan. Setibanya di tempat makan sekitaran Candi Prambanan,banyak sekali penjaga rumah makan yang menawarkan hidangannya. “Monggo mas..sini mas…mangan sini mas..karo gudeg pitung ewu aja” Begitu yel yel yang mereka teriakan kepada saya,tapi stooooooop dulu. Teringat peristiwa tadi pagi ketika saya sarapan di Maliboro di tembak dengan harga tidak manusiawi. Takut kapok ah ?? entar saya di tembak lagi. Akhinya saya kembali masuk area Candi sambil ngadem di rerumputan pohon rindang. Oia di dalam satu area dengan Candi Prambanan,ada beberapa candi lainnya namun saya lupa nama namaya. Dari pada saya salah dalam memberikan informasi,sobat bisa baca informasinya Menjelang sore akhinya saya putuskan untuk mengubungi pemilik homestay untuk minta di jemput di pintu keluar Candi Prambanan. Itinenary selanjutnya ialah istirahat di homestay dan paginya akan mengunjungi Umbul Ponggok Klaten. Nanti akan saya ceritakan pada episode berikutnya. Baca Juga Pesona Umbul Ponggok Yang Menawan Buat saya dalam perjalanan Solo Traveling ke Jogja kali ini benar-benar saya nikmati. Banyak sekali saya mengalami hal-hal yang tidak saya duga sebelumnya. Seperti ngobrol dengan pakdeh tukang becak yang jago berbahasa Inggris,makan dengan harga yang tidak manusawi di Maliboro,berkenalan dengan pengunjung dari Malang yang mengajak saya merayakan hari jadi pernikahannya plus memberikan nomor HP nya buat saya jika saya berkunjung ke Malang,bahkan menemui jawaban “Ngetan” dari penduduk lokal yang saya temui. Jogjakarta memang itimewa,istimewa tempatnya istimewa orangnya. Terkecuali pedagang di Malioboro itu deeenndddaaammmm Masih suka kesal jika inget peristiwa itu dan masih suka malu dan ketawa sendiri dengan kalimat ngetan. Next time sobat harus mencoba Solo Traveling Ke Jogja loading…
– Solo traveling atau bepergian seorang diri merupakan aktivitas atau gaya hidup yang digemari sebagian orang. Melalui solo traveling, seseorang bisa menjelajah suatu destinasi seperti yang ia inginkan dan mengasah kemampuan bertahan hidup di tempat begitu, butuh persiapan ekstra saat hendak melakukan solo traveling, salah satunya menentukan lokasi. Hal ini penting bagi mereka yang ingin menjajal sensasi solo traveling. Baca juga Tren Wisata Diprediksi Berubah Menjadi Solo Traveling dan Small Group Tour Berikut ini adalah tujuh destinasi yang pas untuk menjajal solo traveling, baik di dalam dan luar negeri 1. YogyakartaSolo traveling bisa dimulai di destinasi yang bersahabat seperti Yogyakarta. Pertama, biaya hidup dan ongkos ke Yogyakarta relatif terjangkau. WIKAN PRASETYA Tugu Jogja setelah renovasi. Kedua, pengalaman yang ditawarkan pun beragam dengan banyak tempat wisata, mulai dari alam hingga budaya. Selanjutnya, masyarakat Yogyakarta juga bersahaja dan tidak ragu membantu Anda saat kesulitan. Anda bisa menyewa kendaraan pribadi atau menggunakan transportasi umum untuk mobilitas. 2. Bali Melangkah lebih jauh lagi, solo traveling ke Bali adalah pengalaman yang patut Anda coba sekali seumur hidup. SHUTTERSTOCK / Viktoriya Krayn Ilustrasi Bali - Para umat Hindu sedang melakukan ritual di Pura Tirta Empul, Gianyar, Bali.
Yogyakarta bukan kota yang asing lagi bagi para wisatawan, khususnya wisatawan lokal. Meriahnya kota Yogyakarta siap menyambut dan membuat wisatawan betah untuk berlama-lama berada di kota yang dikenal dengan keramah-tamahan masyarakatnya ini juga cocok untuk para solo traveler pemula. Tak akan kesepian, kamu bisa merasakan 7 momen seru ini saat melakukan solo traveling ke Menikmati suasana malam di Malioboro ditemani dengan alunan live musicpapan jalan Malioboro hari di Yogyakarta, tepatnya di area Malioboro, kamu akan disuguhkan dengan pertunjukan live music dari para seniman lokal. Alunan musik angklung yang harmonis, menjadi magnet wisatawan untuk menonton pertunjukan malam dengan iringan musik itu menjadi kenangan untuk kamu saat berkunjung seorang diri ke kota Yogyakarta. 2. Mencicipi angkringan sebagai menu makan malamangkringan satu ciri khas dari kota Yogyakarta adalah banyaknya pedagang angkringan di sepanjang jalan. Angkringan di kota Yogyakarta sangat ramai pembeli di malam hari. Kamu dapat memilih makanan untuk dibawa pulang atau makan di tempat secara lesehan menggunakan tikar. Salah satu menu andalan di angkringan, yaitu nasi nasi kucing, ada banyak menu lain yang bisa dicoba. Tentunya dengan harga yang cukup terjangkau buat kantong kamu gak Mendapatkan harga murah saat berbelanja di pasar tradisionalPasar Beringharjo Berkunjung ke Yogyakarta belum lengkap rasanya kalau tidak berbelanja. Yogyakarta memiliki banyak pasar tradisional yang menyediakan aneka baju, oleh-oleh, kain, dan pernak-pernik lainnya. Salah satu pasar yang paling terkenal adalah pasar katanya, pembeli yang merupakan warga asli Yogyakarta atau menggunakan bahasa Jawa saat membeli akan mendapatkan harga yang lebih murah, dibandingkan dengan pembeli dari luar Jawa. Baca Juga 5 Kuliner 'Mbah' yang Legendaris di Yogyakarta, Rasanya Istimewa! 4. Melihat cara pembuatan bakpia langsung dari pabriknyaPembuatan bakpia menjadi salah satu oleh-oleh yang wajib dibeli saat berkunjung ke kota Yogyakarta. Ada banyak produsen bakpia di kota Yogyakarta yang menyajikan bakpia dengan beraneka ragam rasa. Salah satu produsen bakpia yang terkenal di Yogyakarta adalah bakpia pathok 25. Jika kamu ingin melihat proses pembuatan bakpia, bisa mengunjungi pabrik bakpia pathok 25 yang berlokasi di Ngampilan, Yogyakarta. 5. Mendapatkan berbagai foto menarik dengan spot foto yang instagramableWisata Kalibiru menikmati suasana kota, jangan lupa juga untuk mengabadikan momen-momen selama traveling di Yogyakarta. Ada banyak spot-spot foto instagramable yang bikin fotomu makin satu spot foto yang jadi andalan wisatawan saat berkunjung ke kota ini adalah Tugu Yogya. Selain itu, ada juga ragam tempat wisata dengan pemandangan keren, seperti wisata Kalibiru, goa Pindul, ataupun pantai Menyaksikan dahsyatnya letusan gunung merapi dengan berkunjung ke Musium Sisa HartakuMusium Sisa Hartaku Selain berwisata, Yogyakarta juga merupakan tempat yang cocok untuk belajar sejarah. Salah satunya dengan mengunjungi museum yang berlokasi di lereng gunung Merapi ini. Di museum sisa hartaku, pengunjung dapat melihat puing-puing benda yang terkena dampak dari erupsi Merapi pada tahun 2010 silam. Museum ini menjadi saksi bisu kedahsyatan letusan Gunung Merapi pada 2010 Menyantap gudeg langsung dari kota asalnyagudeg Menyantap makanan tradisional langsung dari kota asalnya, merupakan agenda wajib bagi para traveler. Salah satu makanan tradisional Yogyakarta yang terkenal dan banyak digemari wisatawan adalah gudeg. Di kota ini, wisatawan akan merasakan sensasi makan gudeg asli dari kota asalnya. Tidak hanya makan di tempat, gudeg juga bisa dijadikan sebagai buah tangan saat pulang dari Yogyakarta. Ada banyak momen seru yang bisa kamu rasakan kala melakukan solo traveling ke Yogyakarta. Masih ragu buat solo traveling ke Yogyakarta? Tunggu apalagi, yuk atur jadwalmu sekarang! Baca Juga 10 Hal yang Bikin Bule Kaget saat Traveling ke Yogyakarta, Kamu Juga? IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Liburan ke Jogja atau Yogyakarta adalah keinginan saya dan keluarga sejak dua tahun yang lalu. Kami juga sudah menabung agar bisa berangkat dan traveling ke Jogja. Tapi takdir berkata lain karena ada hal yang lebih penting sehingga harus menunda keberangkatan. Kebetulan saya harus menemani mama yang sakit stroke dan tidak tega meninggalkannya. Tapi alhamdulillah tahun ini saya bisa menuliskan pengalaman liburan ke Jogja. Kondisi mama sedang sehat dan ada asisten rumah tangga yang bisa membantu merawat mama. Tentu saja ada bapak yang menemani mama juga dan adik-adik ipar yang sesekali datang menengok mama. Sebelum berangkat liburan ke Jogja kami sudah menentukan akan naik kereta api. Hanya transportasi ini yang paling nyaman untuk kami, baik dari segi isi kantong kami dan kesehatan karena nggak bikin mabuk. Selama Liburan di Jogja Kami Kemana Saja? Kami juga membuat daftar tujuan wisata yang ingin dikunjungi selama 8 hari di Jogja nanti. Kalau menginap kami tidak ke hotel tapi di rumah adik ipar saya yang kebetulan ikut suaminya di Jogja. Tempat wisata yang ingin kami kunjungi selama ada di Jogja adalah Taman Pintar, Pantai Parangtritis, Candi Prambanan, Grand Puri Waterpark, dan beberapa wisata kuliner yang direkomendasikan adik ipar saya. Berikut adalah pengalaman liburan ke Jogja selama 8 hari yang akan saya tulis per harinya ngapain aja ya, hehehe. Hari Pertama Liburan di Jogja, Lelah Tapi Hepi Rabu, 1 Juni 2022 saya, suami, dan kedua anak saya berangkat dari Kota Malang dan ebih tepatnya dari Stasiun Kota Baru. Kali ini adalah pengalaman pertama naik Kereta Api Kertanegara dari Stasiun Kota Baru sebelah Utara. Kereta berangkat pukul WIB tepat waktu sekali dan tiba di Jogja pukul tepat waktu juga. Padahal cuma duduk aja ya tapi rasanya capek banget. Namun begitu, kami hepi sekali saat tiba di stasiun Jogja meskipun udara panas menyapa kami. Masyaallah panasnya, keringat tidak berhenti mengucur deh pokoknya. Setibanya di Stasiun Tugu Jogja ada Om Isur suami adik ipar saya yang menjemput. Ternyata pintu keluarnya berbeda dengan yang dulu, saat kami mengunjungi Jogja tahun 2019. Kami sempat salah mengira kalau pintu masuk adalah pintu keluar sehingga dihalau oleh petugas di stasiun, hihihi. Ternyata Om Isur sudah menunggu di pintu keluar bersama dua ponakan saya yaitu Marinka 4y dan Laura 5y. Mereka tersenyum senang melihat kedatangan kami. Kalau pas lebaran kemarin Marinka dan Laura menginap di Malang sekarang kami yang menginap di rumah mereka. Setiba di rumah Om Isur, ada Tante Yayuk adik ipar saya yang menyambut kedatangan kami bersama Oren putri bungsunya, 8m. Oiya, om dan tante adalah sebutan anak-anak kepada adik ipar saya dan suaminya. Hehehe. Saya bersyukur punya saudara yang mau menampung kami selama berlibur di Jogja. Hari pertama kami di rumah saja bercengkerama melepas rindu dan menyusun rencana untuk 6 hari kedepan. Marinka dan Laura sangat senang dengan kedatangan kami, “banyak teman-teman” katanya. Hari Kedua Liburan di Jogja, Mengunjungi Taman Pintar Kamis, 2 Juni 2022 kami mengunjungi Taman Pintar Yogyakarta biar makin pintar gitu, hahaha. Kami baru bisa berangkat jam sebelas siang karena masih harus menunggu Laura pulang dari sekolah TK. Tiba di Taman Pintar saat adzan duhur berkumandang, kami pun langsung sholat karena kebetulan masjidnya ada di dekat pintu masuk. Setelahnya, baru deh kami masuk ke wahana wisata yang terletak di pusat Jogja ini. Lebih tepatnya ada di Jl. Panembahan Senopati no. 1-3, Yogyakarta. Ini juga pengalaman pertama ke Taman Pintar, jadi kami masih kurang terlalu paham dengan jenis wahana yang ada di tempat ini. Rasanya kok kami salah pilih gitu, penginnya masuk ke Studio 3D nonton petualangan Dino tapi malah masuk ke planetarium, hehehe. Kesan pertama saat masuk ke Gedung Oval Taman Pintar adalah mirip Jatim Park 1 yang banyak pertunjukan sains. Ada beberapa percobaan juga, pas banget kalau anak usia sekolah yang main ke Taman Pintar. Kebetulan emang saat kami ke tempat ini ada banyak siswa SMA yang datang, berjubel, huft. Jadi di Taman Pintar ini kami masuk ke Planetarium dan Gedung Oval. Tiket masuk ke Planetarium, per orang sedangkan tiket masuk ke Gedung Oval yaitu untuk dewasa dan untuk anak-anak usia 3-10 tahun. Keluar dari Taman Pintar Om Isur mengajak kami jalan-jalan ke Progo, pusat perbelanjaan yang di lantai 1 ada banyak penjual makanan. Saya memilih ketoprak dan yang lain mi ayam, oiya Om Isur beli lupis juga, Aira beli es krim, Marinka dan Laura mencoba bubur sum-sum. Setelah kenyang kami pulang dengan berjalan kembali ke tempat parkir di dekat Taman Pintar. Etapi, Om Isur yang jalan mengambil mobil dan kami menunggu di depan Pasar Beringharjo. Hari Ketiga, Kuliner Pedas ke Mangut Mbah Marto Berhubung hari ketiga kami di Jogja adalah Jumat, kami gak berencana ke tempat wisata. Tapi kulineran aja yang dekat rumah adik. Eh, kok pas banget ada Mangut Lele Mbah Marto yang terkenal itu. Bersyukur banget rumah adik ipar saya kok dekat dengan kampus ISI Institut Seni Indonesia dan suaminya punya studio lukis juga di belakang kampus. Seperti lingkungan kampus lain tentunya banyak warung makan bisa jadi tujuan kulineran dong, bahagia banget, hahahaha. Salah satunya ya Mangut Lele Mbah Marto yang katanya wajib dicoba kalau lagi di Jogja. Sebagai penggemar pedas dan ikan lele, saya pun nggak mau menyia-nyiakan waktu ke Jogja kali ini. Apalagi kali ini kami ditraktir oleh Om Isur, hehehe. Semoga berkah selalu rejeki Om Isur ya, aamiin. Cerita lengkap nanti saya tulis di postingan terpisah ya. Ternyata warung Mbah Marto nggak cuma di tempat yang saya kunjungi ini, kalau nggak salah ada tiga. Hari Keempat, Meet Up dengan Blogger Jogja Hari keempat di Jogja kami nggak ada rencana pergi kemana-mana. Rencananya sih mau renang di Grand Puri Waterpark yang berada di Gabusan, kata adik saya tuh tempatnya luas dan murah. Sayang sekali Marinka batuk, sepertinya kecapekan dan kebanyakan es krim deh, hehehe. Maklum, cuaca sedang panas di Jogja. Akhirnya nggak jadi deh renang di Gabusan. Selain itu hari Minggu kami berencana ke Candi Prambanan jadi ya renangnya ditunda dulu saja. Jadi, saya putuskan untuk janjian bertemu dengan blogger Jogja yaitu Mbak Bety pemilik blog Sebenarnya ada beberapa blogger Jogja yang saya kenal juga tapi tempat mereka agak jauh jadi saya sungkan mau ngajak ketemuan. Kebetulan ada mbak Bety dan mbak Rian pemilik IG atanasia_rian yang di Bantul. Alhamdulillah bisa bertemu mereka berdua. Saya ketemuan dengan mbak Bety di Toko Baju Grosir sedangkan dengan mbak Rian di rumah aja. Hari Kelima, Ke Candi Prambanan yang Penuh Drama Hari kelima yaitu hari Minggu kami mengunjungi Candi Prambanan. Berangkat sekitar jam 9 pagi, sampai di Prambanan sekitar jam an gitu. Senang sekali akhirnya bisa ke Candi Prambanan, tempat wisata yang sejak dulu ingin saya kunjungi. Aslinya pengin ke Borobudur tapi kejauhan dan nanti keluarga Om Isur nggak mau ikut. Pas beli tiket kami bingung, mau yang 1 paket dengan makan di resto atau yang tiket masuk saja? Akhirnya kami putuskan untuk anak-anak beli yang 1 paket dengan makanan, sedangkan untuk orang dewasa tiket masuk aja. Masyaallah, ternyata rencana kami beli dua macam tiket tuh nggak salah loh karena porsi makannya besar. Anak-anak sampai gak habis dan bisa jadi jatah kami, hahaha. Cerita lengkap tentang mengelilingi tempat wisata candi ini saya ulas di postingan terpisah juga ya. Kalau saya ceritakan semua panjang karena ada banyak drama, mulai dari kehujanan saat ada di atas, ban kempes saat pulang, dan sepatu si sulung yang menganga, hahaha. Seru deh pokoknya. Hari Senin 6/6 kami di rumah saja karena kebetulan sedang hujan dan anak-anak capek setelah dari Candi Prambanan. Rencananya hari Selasa 7/6 kami akan jalan-jalan ke Pantai Parangtritis jadi ya hari keenam ini kami gunakan untuk istirahat di rumah saja. Hari Ketujuh, Jalan-jalan ke Pantai Parangtritis Bersama suami dan adik ipar saya Jalan-jalan ke Pantai Parangtritis biasanya disingkat Paris adalah tujuan utama juga selain Candi Prambanan saat saya ada di Jogja. Alhamdulillah kesampaian juga ke pantai ini setelah delapan tahun berlalu. Iya, saya ke Paris tuh delapan tahun yang lalu bersama putri sulung, suami, dan si bungsu masih di kandungan. Entah mengapa saya kok pengen ke Paris lagi meskipun kata seorang teman pantai ini kurang update, lebih menarik pantai gunung kidul. Sayangnya jauh dari Bantul. Tiket masuk ke Parangtritis per orang dan yang dihitung orang dewasa aja kalau anak-anak gratis. Di Parangtritis, Om Isur dan anak-anak bermain air sedangkan saya, Yayuk, dan suami menunggu jdi bibir pantai. Jauh dari ombak lah pokoknya, sambil ngemil undur-undur laut. Seru sekali sebenarnya kalau bisa bermain ombak, tetapi saya nggah bawa baju ganti. Anak-anak juga bermain pasir. Setelah puas, kira-kira dua jam gitu mereka mandi di kolam pembilasan, bayar per orang. Hari Kedelapan, Kulineran di Kampung Mataraman Saya penasaran sekali saat Yayuk bilang ada kulineran yang enak dan bisa ambil sendiri di Kampung Mataraman. Tempatnya juga tidak jauh dari rumah adik saya. Naik mobil nggak sampai 20 menit sampai. Kesan pertama saya saat melihat Kampung mataraman adalah “jadul banget” dan klasik. Wah pasti asik dan makanannya khas Jawa nih. Beneran ternyata makanan yang tersedia tuh kayak masakan rumahan gitu. Sistemnya prasmanan yang mana setelah mengambil makanan nanti akan dihitung harganya sesuai daftar harga. Bayarnya kalau sudah mau pulang. Ada sayur sop, lodeh, oseng daun pepaya, telor ceplok, tempe goreng, ayam goreng, lele mangut, nila mangut, pepes, dan aneka kletikan. Nasinya disajikan di atas tungku gitu kayak jaman dulu menggunakan kukusan bambu. Nasinya jadi enak dan punel. Rasa masakannya gurih dan gak bikin eneg karena minim sekali MSGnya, atau emang tanpa micin ya? Ramah anak banget lah pokoknya. Saya makan dengan sayur lodeh lompong batangnya talas dan pepes jamur. Tahap kedua saya makan dengan mangut nila dan urap-urap, hehehe. Iya, saya makan dua kali tapi gak terlalu banyak ambil nasinya biar nggak kekenyangan. Resto yang asri dan sejuk ini tempatnya luas. Ada kolam ikan, tempat duduk untuk makan ada set kursi dan juga lesehan. Ada jembatan bambu juga untuk foto-foto selain sudut-sudut lainnya yang instagramable. Mampir Sejenak Ke Malioboro, Berakhir di Bakpia Pathok 25 Oleh karena ini adalah hari terakhir kami di Jogja, maka saya minta Om Isur mengantar ke Malioboro. Nggak afdol rasanya kalau nggak mampir ke Malioboro, hahaha. Ya kan Malioboro tuh salah satu ikon Jogja ya. Sebenarnya pengen juga mampir ke wisata dekat Malioboro seperti Benteng Vredeburg dan Keraton Yogyakarta, sayang hujan keburu turun. Mobil Om Isur diparkir di Malioboro Mall dan kami pun jalan ke Teras Malioboro, tempat para pedagang berkumpul. Tetapi belum sempat masuk ke Teras Malioboro seorang bapak tukang becak menawari kami untuk naik becaknya. Kemana? Ternyata ke pabrik pembuatan Bakpia Pathok 25. Saya pikir bisa foto-foto disana eh ternyata cuma bisa beli oleh-oleh aja, hahaha. Etapi murah banget loh naik bentornya cuma 10 ribu pulang-pergi. Bapaknya juga ramah dan baik. Toko bakpianya rame banget, jadi setelah beli oleh-oleh yang tidak terlalu banyak saya pun segera kembali ke Malioboro Mall tempat adik saya menunggu bersama anak dan suaminya. Sesampai di depan Mall tuh hujan udah mulai turun, huhuhu. Padahal saya belum foto-foto. Eh, sempat foto sekali di depan mall, gak peduli deh diliatin orang, wkwkwk. Kami pun pulang karena saya juga harus segera packing untuk berangkat ke stasiun pukul sebelas malam. Kereta kami tujuan ke Kota Malang berangkat dari Jogja pukul Eh, Ada yang Ketinggalan Kereta dan Dompet Smartphonenya Tertinggal di Kamar Mandi Sebenarnya ingin saya sudahi tulisan ini karena sudah hampir dua ribu kata. Takut yang baca nanti bosan, wkwkwk. Tetapi kok sayang sekali kalau cerita tentang ketinggalan kereta dan dompet yang tertinggal di kamar mandi ini tidak saya sertakan. Jadi, kami sampai di Stasiun Tugu Jogja pukul sebelas malam dan menunggu kereta Malabar yang katanya akan tiba pukul Nah, kami menunggu sambil makan sempol ayam, makan pop mie, sambil sesekali foto-foto. Saya juga sempat ke kamar mandi ditemani oleh si sulung. Saat kami sedang menunggu kereta Malabar yang datang dari Bandung, ada beberapa kereta tujuan Malang dan kota lainnya yang datang dan pergi. Nah, disaat itulah ada seorang wanita yang lari sambil menarik kopernya. “Pak, masih bisa nyusul gak sih?” katanya setengah merengek gitu kepada petugas. Padahal kereta sudah jalan pelan-pelan. Pintu kereta juga sudah pasti ditutup kan ya? Dia kira bus yang bisa berhenti sejenak menunggu penumpang terlambat, ya allah saya kasihan tapi juga jadikan itu bahan candaan bersama suami. astaghfirullah Entah kenapa dia terlambat. Saya langsung mikir dong, seandainya saya di posisi dia apa yang kira-kira akan saya lakukan? Mungkin saya akan ganti jadwal tanpa berharap bisa nyusul kereta. Etapi pernah loh saya kayak dia. Waktu itu saya melakukan perjalanan dari Surabaya ke Malang. Saya tiba di stasiun bersamaan dengan jadwal kereta datang. Beneran loh, di mobil tuh saya panik dan gak sempat berpikir untuk mengganti jadwal keberangkatan. Tetapi waktu itu saya beruntung karena keretanya datang terlambat. Lha kalau wanita yang di Stasiun Tugu Jogja ini sedang tidak beruntung sehingga harus ketinggalan kereta. Setelah drama wanita ketinggalan kereta, saya mendengar pengumuman di stasiun kalau ada tas dompet yang tertinggal di kamar mandi. Berwarna hitam dan ada smartphonenya. Deg, saya pun memeriksa tas dompet yang biasa saya selempangkan ke pundak. “Eh, tasku hilang, Yah! itu tasku!” kataku setengah berteriak kepada suami. Auto saya bingung mencari sumber suara yang tadi mengumumkan, wkwkwk. Untung ya seorang wanita yang mendengarkan pengumuman dengan seksama memberitahu saya kalau tas dompet tersebut dibawa petugas yang berdiri tidak jauh dari situ. Saya pun mengaku bahwa itu tas dompet saya, ada smartphone yang kemudian bisa saya buka. Huft, lega… Alhamdulillah masih rejeki saya karena ada orang baik yang menyerahkannya kepada petugas di stasiun. Itu dia pengalaman liburan ke Jogja selama 8 hari yang kami nikmati dengan penuh suka cita. Alhamdulillah sekarang kami sudah berada di rumah dan beraktivitas seperti biasa. Terima kasih teman-teman yang telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya yang panjang ini. Semoga bermanfaat.
pengalaman solo traveling ke jogja